Rabu, 26 Mei 2010

KOLAM PEMANCINGAN

KOLAM PEMANCINGAN

Berawal dari hoby memancing, timbul suatu inisiatif untuk menyalurkan hoby tersebut untuk membuat suatu kolam pemancingan. Tidak mudah untuk menjalankan usaha ini, selain keterbatasan biaya, lokasi tempat nya juga harus strategis dan mudah di jangkau semua orang.

Usaha ini di mulai sejak tahun 2001 lalu, dan awalnya hanya terdapat dua petak kolam saja. ikan yang di pelihara juga hanya dua jenis, yaitu ikan Mas, dan ikan Mujair. Ikan pun di peliahara, hingga cukup umur untuk di pancing. Tidak gampang untuk merawat benih ikan tersebut, sangat di butuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam merawat nya. Setalah ikan-ikan tersebut berumur 4-6 bulan, barulah ikan-ikan tersebut siap untuk di pancing.

Tidak sedikit pengunjung yang datang ke kolam ini, di mulai dari yang muda sampai yang tua berdatangan untuk memancing ikan. Tapi ada juga yang datang hanya sekedar untuk melihat-lihat saja. selain kolam pemancingan, di sini juga menyediakan tempat peristirahatan dan tempat pemanggangan ikan. Jadi, pengunjung bisa memilih ikan yang di pancingnya mau di panggang langsung atau mau di bawa pulang. Dan kebanyakan mereka lebih memilih ikan yang di pancing langsung di panggang dan di santap di tempat peristirahatan yang telah di sediakan.

Karena kolam pemancingan tersebut sangat rame di kunjungi, timbul keinginan untuk memperluas lagi kolam pemancingan nya. hingga sekarang kolam pemancingan ini masih berjalan sebagai usaha keluarga.

sumber : usaha keluarga.

Juragan Bra yang Terobsesi Bonita

juragan bra yang terobsesi bonita

Bonita dalam bahasa spanyol berarti wanita jelita. Nama inilah yang melekat dalam diri Jefri Van Novis, pria kelahiran Bukittinggi 27 tahun yang lalu. Ia selalu membawa pakaian dalam wanita ke pasar-pasar grosir di Sumatra Barat, karena itulah Jefri identik dengan bonita. Meski begitu jangan salah sangka dan menudingnya sebagai banci, hanya karena ia selalu membawa pakaian dalam wanita. Karena bisnisnya adalah jual beli produk pakaian dalam wanita bermerek bonita, bisnis yang sudah ia tekuni sejak masuk perguruan tinggi.
Setelah lulus dari SMU Negeri 3 Bukitinggi, ia yakin bisa melanjutkannya ke perguruan tinggi namun kedua orang tuanya bukanlah dari kalangan berada. Meski begitu, ia tetap mengikuti SPMB dan mengicar salah satu fakultas terfavorit di perguruan tinggi terfavorit Sumatra Barat. Syukur kepada allah swt, ketika hasil diumumkan namanya tercantum dalam daftar di Fakultas Ekonami Universitas Andalas, Padang. Biarpun senang namun terbesit juga rasa khawatir, bagaimana membayar biaya kuliah dan biaya hidup selama berkuliah di padang. Maka muncullah niatnya untuk berdagang sambil menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa.
Maka jadilah Jefri pedagang produk pakaian dalam dan sejenisnya yang bermerek Bonita. Bermodalkan tekad dan kepercayaan dirinya, Jefri mengambil kredit selama satu minggu untuk membayar uang masuk kuliahnya. Maka demi keinginannya Jefri langsung bergerak memasarkan produknya di kalangan menengah kebawah dan berjualan di pasar, terminal, dan di tempat yang ramai dikunjungi banyak orang. Orang yang ulet dan pantang menyerah itulah tipikal Jefri sebagai orang minang asli. Dengan mengambil peluang ia memasarkan produknya ke semua toko-toko grosir dan pedagang eceran dengan harga yang berbeda sehingga ia dapat margin lebih besar.
Bahkan saat kekampus Jefri tidak ragu untuk membawa barang dagangnnya dan menawarkan kepada rekan kuliahnya. Biarpun ada yang suka dan bahkan tak sedikit juga yang meremehkannya dan ia juga sempat dijuliki tauke bra, hal tersebut tak membuatnya patah semangat. Bahkan hal tersebut malah membuat Jefri dan barang dagangannya makin di kenal dan banyak juga rekan wanita yang memesan kepadanya. Belakangan usahanya makin berkembang dan kolega yang dulu melecehkannya itu malah berbalik salut kepadanya. Meski sangat sibuk berbisnis ia tidak sedikitpun meninggalkan kuliahnya. Bahkan ia sanggup menyelesaikan studinya di Jurusan Menajemen Pemasaran dalam tempo 3,5 tahun dan IPK-nya pun terbilang tinggi yaitu 3,3 dari skala 4.
Tak ada kata santai dan bermalas-malasan dalam kamus Jefri karena ia ingin menyelesaikan kedua kegiatannya dengan baik yaitu berbisnis dan kuliah. Dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin setiap senin sampai jumat pagi ia kuliah dan sore harinya mulai berkeliling Pasaraya Padang untuk manggih pembayaran ke toko yang mengambil produknya. Di sela-sela kepadatan jadwalnya ia masih menyempatkan kursus bahasa Inggris, karena ia merasa ini adalah modal penting dalam menghadapi persaingan Global. Usai berkuliah pada tahun 2004, Jefri masih memasok barang dagangannya dan membantu kakaknya berdagang pakaian dalam di pasar. Dengan berdagang ia belajar seluk-seluk pasar grosir terbesar di Sumatra Barat, akhirnya pada tahun 2006 ia merasa mantap untuk membangun bisnisnya sendiri.
Dengan menyerahkan semua bisnisnya pakaian dalam kepada kakaknya namun ia tidak bisa lepas dari nama Bonita. Perusahaannya yang bergerak di industri perjalanan dan wisata diberinya nama Bonita Tour and Travel, yang terutama untuk melayani pemesanan tiket pesawat udara ke dalam maupun ke luar negri. Setelah setahun menjadi subagen penjualan tiket pesawat, Jefri bisa mewujudkan keinginannya menjadi agen resmi. Karena keterbatasan modal ia hanya bisa mengajukan agen satu demi satu maskapai. Dengan jejaringan luas di kalangan para pedagang besar Jefri bisa meraup peluang itu. Hubungan baiknya juga membuat banyak di antara organisasi tersebut yang memesan tiket kepadanya.

Dengan kerja kerasnya makin hari pelanggannya makin banyak, itu karen ia memberika pelayanan yang terbaik bagi semua pelanggannya. Kini selain menjual tiket penerbangan seluruh maskapai, Bonita juga menjual paket perjalanan wisata, perjalanan ibadah umrah, haji ONH plus, serta rental mobil dan voucer hotel. Dengan kesungguhannya membesarkan Bonita, Jefri tak ragu menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai toko, menempel stiker di angkot-angkot, media cetek, radio lokal, dan membuka stand pada berbagai pameran. Setelah sukses membearkan Bonita di kota asalnya, Jefri mulai merentangkan sayapnya ke Jakarta dengan membuka cabang di Pasar Block A, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dari sekedar berjualan tiket, Jefri juga ingin membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. Jefri berani mengembangkan layanan jasa pengiriman, seperti kargo dan titipan kilat. Layanan yang dirintisnya di kantor barunya di Pasar Tanah Abang Block A, responnya juga sangan bagus. Ia juga berniat membuka money charger. Seiringan dengan itu angannya pun melambung dan impian terbesarnya adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air.

sumber : Rhenald Kasali, 2010, 'Wirausaha Muda Mandiri, ketika Anak Sekolahan Berbisnis', PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

MERAUP DOLAR DARI HOBI GAMBAR

MERAUP DOLAR DARI HOBI GAMBAR

Wahyu Aditnya adalah seorang pemuda yang pintar dan kreatif. Ia mempunyai kemampuan dibidang desain grafis dan animasi. Kemampuan menggambar Adit sudah terlihat sejak ia sekolah dasar. Ketika kelas 1 SD Cor Jesu 1 Malang. Ia pernah menjadi seorang juara lomba menggambar disaat ia duduk dikelas VI SD, ia rajin mengisi buku tulisannya dengan macam-macam gambar dan cerita. Adit lebih suka dibelikan kertas HVS dibandingkan membeli mainan, kertas HVS tersebut digunakan untuk menggambar. Adit juga membuat sebuah majalah dengan ilustrasi sederhana dari berbagai tokoh rekannya, ia membuat cerita berjudul 5 sekawan, namun cerita tersebut ia plesetkan menjadi 6 sekawan dan cerita ia buat disebarkan kekawan sekelasnya.
Ketika SMP Adit dipercaya mengelola satu rubric khusus untuk sebuah majalah sekolah, hobby menggambar hingga sekolah SMA. Karier pertamanya sebagai animator diawali dengan menjadi seorang komikus amatir. Bahkan buku-buku SMA-nya menjadi korban, dibukunya malah ia membuat sebuah animasi strip komik. Ketika masuk kuliah, ia tidak ingin sekolah tersebut ada pelajaran matematika. Ia masuk di Advanced Diploma Of Interactive Multimedia-Kvb Institute Of Tech untuk mempelajari multimedia. Disaat kuliah ia mendapatkan kejuaraan lomba hanya sekali.
Setelah kuliah karier Adit dimulai sebagai creative designer dan animator diTrans TV pada 200-2002, bekerja sebagai best student di Kvb Institute Of Tech. Bekerja diTrans TV tidak lama kemudian dilanjutkan bekerja freelance selama 1 tahun, karena keterampilan dan pengetahuannya, ia bias melakukan pekerjaan apapun. Dari awal animator, sutradara, 1 produser. Proyek pertama yang ia membuat video klip padi yang berjudul Bayangkanlah. Dan hasil pembuatan video ini dimenangkan diacara “Best Video Clip The Month” video music Indonesia (2002) dan “People Choise A Word” video music Indonesia. Semenjak itu banyak tawaran – tawaran mengalir padanya.
sumber : Rhenald Kasali, 2010, 'Wirausaha Muda Mandiri, ketika Anak Sekolahan Berbisnis', PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Selasa, 25 Mei 2010

sinta, pemilik keripik pisang ibu mery

sinta, pemilik keripik pisang ibu mery

Sinta, yang masih berstatus mahasiswa ini tidak punya modal besar untuk menjadi pengusaha. jangankan bermobil, sejak kecil ia biasa berpindah rumah kontrakan karena orangtuanya tak mampu membeli rumah. segudang mimpi berputardibenaknya siang dan malam dalam rangka memperoleh kestabilan dam keamanan finansial. dengan memanfaatkan ilmu yang diperolehnya saat bekerja dipabrik kripik pisang, si pemimpi serius ini berhasil membuat keinginannya menjadi kenyataan melalui Istana Keripik Ibu Mery.

Memahami bahwa ia tidak dilahirkan di keluarga yang berkecukupan secara materi, sinta merasa harus membantu keluarganya dengan bekerja di pabrik keripik pisang. Hal seperti itu ia jalani selama enam bulan dan ia mendapatkan upah yang cukup lumayan untuk membantu keluarganya.

Selama bekerja di pabrik itu, ia banyak mendapatkan ilmu. Mulai dari memilih pisang berkualitas baik sampai memberikan variasi rasa dan juga menghitung omzetnya secara sederhana. Lampung memang terkenal dengan berbagai makanan olahan dari pisang seperti kripik pisang. Rasanya yang dulu hanya gurih asin sekarang dikembangkan menjadi lebih bervariasi. Tekadnya yang kuat membuat Sinta mengambil keputusan untuk mencoba berbisnis dibidang ini. Bermodalkan uang sebanyak 3 juta ia memulai usahanya. Tak hanya bahan baku pisang saja yang ia coba olah tapi juga hasil bumi lain seperti singkong, ubi jalar, talas dan sukun.

Ada suatu standar kualitas bagi para pengusaha kripik pisang dan Sinta pun harus memenuhi standar kualitas tersebut, selain itu masalah pemasaran juga menjadi kendala perjalanan Sinta karena dimana-mana sudah banyak yang menjual kripik pisang. Untunglah Sinta mempunyai dua teman yang baik dan benar-benar mengerti apa yang harus dikerjakan. Mereka mulai memasarkan produk ke sekolah-sekolah, toko camilan, dan toko sendera matayang biasanya dikunjungi oleh wisatawan.

Rupanya, jiwa bisnis sudah terbentuk dalam diri Sinta sejak kecil. Sama seperti yang menjadi bisnis utamanya kini, yaitu kripik pisang. Keuletan dan ketangguhannya juga terlihat ketika ia berusaha mengembangkan keripik pisangnya. Ia beruntung, karena rumah orang tuanya berada ditempat yang strategis maka ia dapat mengembangkan usahanya.

Sinta sadar bahwa ia harus melakukan inovasi karena persaingan diantara pengusaha keripik pisang makin menggila. Salah satunya memberikan pelayanan terbaik adalah membiarkan calon pembeli mencicipi keripik pisang buatannya sebelum memutuskan untuk membeli dan juga berkreasi dengan menghasilkan 9 rasa keripik di luar rasa yang standar.

Sekalipun sudah sukses ia tetap tidak sombong. Ia merasa harus berbagi kepada sesama. Karena itu , ia juga rajin memberikan zakat kepada orang yang membutuhkan. Baru tiga tahun usahanya berjalan, ia sudah bisa membuka lapangan pekerjaan bagi 13 karyawan. sinta ingin mengembangkan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya dan membantu mereka semampunya. meskipun telah tumbuh menjadi seorang jutawan muda, sinta tidak berubah menjadi manusia yang sombong. ia tetap tampil sebagai wanita rendah hati yang punya segudang mimpi untuk keluarganya tercinta.

sumber : Rhenald Kasali, 2010, 'Wirausaha Muda Mandiri, ketika Anak Sekolahan Berbisnis', PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.