Sinta, yang masih berstatus mahasiswa ini tidak punya modal besar untuk menjadi pengusaha. jangankan bermobil, sejak kecil ia biasa berpindah rumah kontrakan karena orangtuanya tak mampu membeli rumah. segudang mimpi berputardibenaknya siang dan malam dalam rangka memperoleh kestabilan dam keamanan finansial. dengan memanfaatkan ilmu yang diperolehnya saat bekerja dipabrik kripik pisang, si pemimpi serius ini berhasil membuat keinginannya menjadi kenyataan melalui Istana Keripik Ibu Mery.
Memahami bahwa ia tidak dilahirkan di keluarga yang berkecukupan secara materi, sinta merasa harus membantu keluarganya dengan bekerja di pabrik keripik pisang. Hal seperti itu ia jalani selama enam bulan dan ia mendapatkan upah yang cukup lumayan untuk membantu keluarganya.
Selama bekerja di pabrik itu, ia banyak mendapatkan ilmu. Mulai dari memilih pisang berkualitas baik sampai memberikan variasi rasa dan juga menghitung omzetnya secara sederhana. Lampung memang terkenal dengan berbagai makanan olahan dari pisang seperti kripik pisang. Rasanya yang dulu hanya gurih asin sekarang dikembangkan menjadi lebih bervariasi. Tekadnya yang kuat membuat Sinta mengambil keputusan untuk mencoba berbisnis dibidang ini. Bermodalkan uang sebanyak 3 juta ia memulai usahanya. Tak hanya bahan baku pisang saja yang ia coba olah tapi juga hasil bumi lain seperti singkong, ubi jalar, talas dan sukun.
Ada suatu standar kualitas bagi para pengusaha kripik pisang dan Sinta pun harus memenuhi standar kualitas tersebut, selain itu masalah pemasaran juga menjadi kendala perjalanan Sinta karena dimana-mana sudah banyak yang menjual kripik pisang. Untunglah Sinta mempunyai dua teman yang baik dan benar-benar mengerti apa yang harus dikerjakan. Mereka mulai memasarkan produk ke sekolah-sekolah, toko camilan, dan toko sendera matayang biasanya dikunjungi oleh wisatawan.
Rupanya, jiwa bisnis sudah terbentuk dalam diri Sinta sejak kecil. Sama seperti yang menjadi bisnis utamanya kini, yaitu kripik pisang. Keuletan dan ketangguhannya juga terlihat ketika ia berusaha mengembangkan keripik pisangnya. Ia beruntung, karena rumah orang tuanya berada ditempat yang strategis maka ia dapat mengembangkan usahanya.
Sinta sadar bahwa ia harus melakukan inovasi karena persaingan diantara pengusaha keripik pisang makin menggila. Salah satunya memberikan pelayanan terbaik adalah membiarkan calon pembeli mencicipi keripik pisang buatannya sebelum memutuskan untuk membeli dan juga berkreasi dengan menghasilkan 9 rasa keripik di luar rasa yang standar.
Sekalipun sudah sukses ia tetap tidak sombong. Ia merasa harus berbagi kepada sesama. Karena itu , ia juga rajin memberikan zakat kepada orang yang membutuhkan. Baru tiga tahun usahanya berjalan, ia sudah bisa membuka lapangan pekerjaan bagi 13 karyawan. sinta ingin mengembangkan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya dan membantu mereka semampunya. meskipun telah tumbuh menjadi seorang jutawan muda, sinta tidak berubah menjadi manusia yang sombong. ia tetap tampil sebagai wanita rendah hati yang punya segudang mimpi untuk keluarganya tercinta.
sumber : Rhenald Kasali, 2010, 'Wirausaha Muda Mandiri, ketika Anak Sekolahan Berbisnis', PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar